Seorang pembicara yang hebat belum tentu bisa menjadi seorang penulis yang bagus.
Begitu pula seorang yang mampu menulis dengan baik belum tentu bisa menjadi seorang pembicara yang baik.
Karena kemampuan mempengaruhi pembaca berbeda dengan kemampuan menginterupsi pendengar.
Begitu pula seorang yang mampu menulis dengan baik belum tentu bisa menjadi seorang pembicara yang baik.
Karena kemampuan mempengaruhi pembaca berbeda dengan kemampuan menginterupsi pendengar.
Namun, kedua profesi ini bisa dipelajari dengan cara yang sama.
Maksud saya,
ketika kita tahu cara menjadi pembicara yang baik, maka cara itupun bisa dipakai untuk menjadi penulis yang baik.
Maksud saya,
ketika kita tahu cara menjadi pembicara yang baik, maka cara itupun bisa dipakai untuk menjadi penulis yang baik.
Pada sebuah artikel "Cara Menjadi Pembicara yang Baik" yang saya temukan di tumpukan buku-buku lama saya, ternyata jika dipahami lebih dalam lagi, judul artikel tersebut bisa diubah dengan "Cara Menjadi Penulis yang Baik".
Di antara poin-poin yang diajarkan di dalam artikel tersebut adalah:
1. SINGKAT
Jadikan tulisan kita cukup singkat dan tidak berbelit-belit.
Jangan sampai artikel terlihat penuh, namun isinya justru membuat pembaca tambah pusing karena diajak "berkeliling" dulu.
Jangan sampai artikel terlihat penuh, namun isinya justru membuat pembaca tambah pusing karena diajak "berkeliling" dulu.
Kan tidak ada orang yang mau di PHP-in ya? H-hee...
2. JELAS
Poin yang ini tidak bertentangan dengan poin sebelumnya.
Ketika kita menulis di area publik, tulisan yang sedikit lebih panjang tapi menjelaskan, lebih baik daripada tulisan pendek yang membuat pembaca mendapatkan informasi yang "sesat".
Apalagi untuk istilah-istilah yang ambigu.
Jelaskan.
Toh tujuan kita menulis adalah agar pembaca mengetahui maksud kita?
Apalagi ketika kita menulis sebuah tutorial, penambahan gambar juga harus jelas. Teman-teman juga bisa membaca tutorial tentang cara membuat tempat tisu yang cantik.
Apalagi untuk istilah-istilah yang ambigu.
Jelaskan.
Toh tujuan kita menulis adalah agar pembaca mengetahui maksud kita?
Apalagi ketika kita menulis sebuah tutorial, penambahan gambar juga harus jelas. Teman-teman juga bisa membaca tutorial tentang cara membuat tempat tisu yang cantik.
3. KREATIF
Pembaca mudah bosan. Karena itu kita perlu bertindak kreatif untuk me-refresh perhatian mereka terhadap kita.
Biasanya kita menggunakan judul atau kalimat pembuka yang memancing penasaran mereka.
Biasanya kita menggunakan judul atau kalimat pembuka yang memancing penasaran mereka.
4. KONSISTEN
Untuk poin yang ini saya lebih cenderung mengacu pada 'aktifitas' dan bukan 'materi'.
Penulis yang baik adalah mereka yang konsisten di dalam menulis. Jika tidak sedang menulis, mereka membaca.
Penulis yang baik adalah mereka yang konsisten di dalam menulis. Jika tidak sedang menulis, mereka membaca.
5. SABAR
Tidak semua pembaca setuju dengan pemikiran kita. Tanggapi kritikan dengan santun.
6. KENALI PEMBACA
Pembaca, sama seperti pendengar. Mereka bermacam-macam.
Tentu tidak mungkin kita menulis cerita untuk anak TK dengan bahasa seorang dosen?
Jika seorang penulis tidak bisa mengenali pembacanya, maka tujuannya tidak akan tercapai.
Tentu tidak mungkin kita menulis cerita untuk anak TK dengan bahasa seorang dosen?
Jika seorang penulis tidak bisa mengenali pembacanya, maka tujuannya tidak akan tercapai.
Salam. Idesekepal.
poin-poin nya jelas sekali, mas. penjelasannya juga gamblang
ReplyDelete